Kota Langsa – (BIN) – Mencuat kabar bahwa dana umat yang diperoleh dari Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada lembaga Baitul Mal (BM) kota Langsa, Propinsi Aceh dikategorikan masuk dalam plot anggaran sebagai dana bantuan sosial (Bansos), dan sebagai PAD kota Langsa.
Ketua DPD Lembaga Swadaya Masyarakat Suara Putra Aceh (LSM SPA) Kota Langsa, Baihaqi menanggapi hal tersebut kepada Media Berita Indo News, Biro Langsa menjelaskan, Selasa, 13 Mai 2025.
“Dana umat Hasil zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang disalurkan Muzakki kepada Baitul Mal (BM) kata dia, dalam pengelolaannya harus berdasarkan Asnaf (snif) yang ada dan disebut dalam Al-Qur’an.
“Untuk dana umat ini tidak bisa dicampur aduk dikategorikan dana bansos sebagaimana yang di isukan tersebut, sebut Ketua LSM tersebut.
Lebih lanjut Bayhaqi, menjelaskan, “Kalau dikategorikan seperti dana bansos, maka dalam penyalurannya, untuk zakat ini tidak ada ketentuan besaran zakat yang harus dikeluarkan karena bersifat bansos.
Sementara dalam syariat sendiri besaran Zakat sudah ditentukan sesuai jenis zakat itu sendiri seperti Zakat harta (Zakat Mal), dan Zakat Fitrah, untuk kedua Zakat ini ada ketentuan berapa besaran yang wajib dikeluarkan.
Menurut Ketua DPD LSM SPA, “Kalau bansos lebih kepada artian sumbangan bersifat sukarela, sedangkan Zakat bersifat wajib untuk dikeluarkan, jadi tidak layak jika harta umat di Baitul Mal (BM) Kota Langsa masuk dalam plot anggaran sebagai dana bansos, ungkapnya lagi.
Dijelaskannya, “Untuk tahun ini saya juga menilai, dalam penyaluran dana umat sudah mulai terbentur oleh regulasi-regulasi yang ada diluar lembaga Baitul Mal (BM) seharusnya Pemko Langsa bertugas mengawasi dan tidak mempersulit dalam penyaluran dana umat tersebut.
“Hingga bulan Mai 2025 tahun ini seperti biasanya pada tahun-tahun lalu, Baitul Mal (BM) sudah selesai melakukan pemaparan terkait penerimaan dan penyaluran dana ZIS yang mereka kelola, tapi sekarang dana umat yang ada, seperti tercekal dalam realisasi kepada masyarakat fakir dan miskin sementara pertanggung jawaban juga belum dilaksanakan.
“Perlu untuk di ingat, agama butuh akal, tapi jangan diakal-akalin hingga dana umat tercekal dalam realisasinya disebabkan regulasi-regulasi diluar lembaga Baitul Mal (BM), kalau ini terjadi, maka jangan katakan diri sebagai umat yang beriman dengan baik kepada Nabi sebagaimana sabdanya,
“Tidak lah beriman yang baik orang kepada ku dirinya tidur dalam keadaan perut kenyang sementara tetangga yang ada disekelilingnya dibiarkan dalam keadaan perut lapar hingga pagi hari.
“Karena itu saya berharap kepada Pemko Langsa, agar realisasi dana umat yang ada di Baitul Mal (BM) kota Langsa dapat dipermudah semudah-mudah mungkin demi kemaslahatan semua umat, demikian tanggapan ketua LSM SPA.
Penulusuran Medi ini dari berbagai sumber tujuan pembentukan Baitul Mal Aceh adalah untuk mengelola dan mengembangkan zakat, wakaf, dan harta agama lainnya, serta menjadi wali/wali pengawas terhadap anak yatim piatu dan harta warisan yang tidak ada wali. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjalankan syariat Islam secara kaffah.
Lebih detailnya, Baitul Mal Aceh memiliki tujuan sebagai berikut
Mengelola dan mengembangkan zakat, infaq, dan sedekah:Baitul Mal bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menyalurkan, dan mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat. Mengelola harta agama lainnya, Selain zakat, Baitul Mal juga mengelola harta agama lainnya seperti wakaf dan harta warisan yang tidak ada wali.
Menjadi wali/wali pengawas, Baitul Mal memiliki fungsi sebagai wali atau wali pengawas terhadap anak yatim piatu dan harta mereka, serta harta warisan yang tidak ada wali.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dengan mengelola dan menyalurkan harta tersebut, Baitul Mal berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang kurang mampu.
Menjalankan syariat Islam secara kaffah, Pembentukan Baitul Mal di Aceh adalah bagian dari upaya untuk menerapkan syariat Islam secara penuh.
(Mustafa)
