Pekalongan – Jawa Tengah – (BIN) – Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMKN 1 KEDUNGWUNI dari tahun 2023 – 2024 sebesar Rp 4.837.320.000,. Diduga terindikasi korupsi dengan modus Mark-Up Anggaran belanja di 3 Komponen yaitu, Penerimaan peserta didik baru, Administrasi kegiatan sekolah, dan Perawatan sarana dan prasarana sekolah.
Pasalnya menurut informasi data yang dapat dipercaya, untuk komponen Penerimaan peserta didik baru tahun 2023 – 2024 sebesar Rp 100.437.800,. Setiap tahap nya selalu di anggarkan, padahal yang kita tau untuk komponen tersebut hanya di tahap 1.
Untuk Administrasi kegiatan sekolah tahun 2023 – 2024 sebesar Rp 2.027.976.100,. Setiap tahap nya selalu di anggarkan dengan dana yang besar.
Serta pada tahun 2024 Anggaran yang tidak diyakini kebenarannya adalah komponen nomor (8), Perawatan sarana dan prasarana sekolah sebesar Rp 777.473.000,.
Dana sebesar itu bukan lagi untuk perawatan ringan seperti yang diatur pada juknis bos, untuk komponen Sarpras hanya perawatan ringan saja, sedang pun tidak boleh, akan tetapi SMKN 1 KEDUNGWUNI menganggarkan dana selama 2 tahun, 750 juta lebih.
Ketiga komponen tersebut diduga hanya modus Oknum kepala sekolah dan beberapa stafnya, untuk mengelabui pemerintah dan masyarakat khususnya wali murid, agar mendapatkan keuntungan besar guna untuk memperkaya diri.
Pada saat di konfirmasi kepala SMKN 1 KEDUNGWUNI yaitu Ibnu Nafis sekaligus selaku kuasa pengguna anggaran melalui telepon/pesan WhatsApp dengan nomor : +62 856-4256-xxxx, baru baru ini, Mengatakan “Maaf bpk , saya tdk pernah dkonfirmasi tlp/pesan mlalui siapapun dn tidak ada mark up apapun ..skali lagi tdk berani..Maaf skali lagi maaf tdk benar”
Kepada Dinas terkait dan penegak hukum agar dapat segera menindaklanjuti terkait dugaan korupsi dana bos tahun 2023-2024 di SMKN 1 KEDUNGWUNI yang beralamatkan. Jl. Paesan Utara, Podo Lor, Kedungwuni Bar., Kec. Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah 51173, diduga rugikan negara hingga ratusan juta rupiah, untuk memberikan efek jera agar virus serupa tidak menular ke sekolah lain.
(Tim+Red)